Wednesday, August 12, 2009
Sunday, July 26, 2009
Langgam Pak Dogo
Rindu menikam dek cinta Sita
Hilang bekas hilang sisa amarah
Bongkar akar bongkar mimpi Suralaya
Datang bingung berpaulan diambang yuda
Ajak menung bawah panji wilmana
Apa hikmah tersemat di balik perintah!
Temu hulu hilir menyusur
Adat hidup temukan mati
Jangan tuan terus masygul (duk nengu sugul )
Adat wira harus tahan uji
Ya kalau begitu aku berjanji
Hadapan teman ku yang berperkerti tinggi
Titian takdir seruncing manapun ku seberangi
Di mulut naga gemala sakti terkunci
Kan ku sambar ku rampas jadikan bukti
Langgam Dogol langgam keramat
Bisik-bisik dalam kelambu
Lagak bodoh tapi tapi bersengat
Sambil elak (bila ngelik ) dia main siku
Riwayat bermula dari dahulu
Pandang belakang tersangatlah jauh
Perlu menyilang irama dengan lagu
Kapal belayar usah dilabuhkan sauh !
Asal debu pasti pulang ke debu
Dari tegap bertimbuh baik rebah merempuh
Bersambunglah petir (litar) berdentum dentam
Hujan tak turun laut berlimpahan
Asyik (ghalik) merancang dendam seribu malam
Siang menerang semakin berganda rawan
(koho sie koho bergande rawe)
Keronsang terlekat kerana peniti
Hujan pelangi pula sebabkan igauan
Tidak terlintas nyawa dipertaruhkan
Dikandung badan !
Sesaat berangan terlepaslah habuan
Ikan tak dapat umpan pula hilang
Hilang bekas hilang sisa amarah
Bongkar akar bongkar mimpi Suralaya
Datang bingung berpaulan diambang yuda
Ajak menung bawah panji wilmana
Apa hikmah tersemat di balik perintah!
Temu hulu hilir menyusur
Adat hidup temukan mati
Jangan tuan terus masygul (duk nengu sugul )
Adat wira harus tahan uji
Ya kalau begitu aku berjanji
Hadapan teman ku yang berperkerti tinggi
Titian takdir seruncing manapun ku seberangi
Di mulut naga gemala sakti terkunci
Kan ku sambar ku rampas jadikan bukti
Langgam Dogol langgam keramat
Bisik-bisik dalam kelambu
Lagak bodoh tapi tapi bersengat
Sambil elak (bila ngelik ) dia main siku
Riwayat bermula dari dahulu
Pandang belakang tersangatlah jauh
Perlu menyilang irama dengan lagu
Kapal belayar usah dilabuhkan sauh !
Asal debu pasti pulang ke debu
Dari tegap bertimbuh baik rebah merempuh
Bersambunglah petir (litar) berdentum dentam
Hujan tak turun laut berlimpahan
Asyik (ghalik) merancang dendam seribu malam
Siang menerang semakin berganda rawan
(koho sie koho bergande rawe)
Keronsang terlekat kerana peniti
Hujan pelangi pula sebabkan igauan
Tidak terlintas nyawa dipertaruhkan
Dikandung badan !
Sesaat berangan terlepaslah habuan
Ikan tak dapat umpan pula hilang
Hati Emas
Berjalan di tanah gersang
Mentari mencekam dada
Debu-debu di jalanan
Menjadi teman setia
Tiada lain tujuanku
Hati emas yang ku cari
Kisahnya di hujung dunia
Mengapa tak ku temui
Oh! terdengar suara halus
Bagai dengar dan menghilang
Katanya pulanglah oh! anakku
Ia tiada di sini
Kembara
Puas sudah ku mengembara
Ke mana perginya oh! cahaya
Mencari hati emas bukannya mudah
Di masa kini adakah kau peduli
Mungkinkah dikau miliki
Hati emas murni suci
Inginku menjadi sahabatmu
Hingga akhir hayat nanti
Kembara
Puas sudah ku mengembara
Ke mana perginya oh! cahaya
Mencari hati emas bukannya mudah
Mungkin selamanya takkan aku temui
Mentari mencekam dada
Debu-debu di jalanan
Menjadi teman setia
Tiada lain tujuanku
Hati emas yang ku cari
Kisahnya di hujung dunia
Mengapa tak ku temui
Oh! terdengar suara halus
Bagai dengar dan menghilang
Katanya pulanglah oh! anakku
Ia tiada di sini
Kembara
Puas sudah ku mengembara
Ke mana perginya oh! cahaya
Mencari hati emas bukannya mudah
Di masa kini adakah kau peduli
Mungkinkah dikau miliki
Hati emas murni suci
Inginku menjadi sahabatmu
Hingga akhir hayat nanti
Kembara
Puas sudah ku mengembara
Ke mana perginya oh! cahaya
Mencari hati emas bukannya mudah
Mungkin selamanya takkan aku temui
Joget Hilang Berganti
Daun selasih harum baunya
Diracik halus dibuat ulam
Ditinggal kasih pedih rasanya
Bagaikan luka dicurah asam
Patah tumbuh hilang berganti
Kata pepatah lama
Saya rela jadi pengganti
Kalau puan terima
Budi bahasa tinggi nilainya
Warisan kita zaman berzaman
Kalaulah sungguh bagai dikata
Bolehkah tuan tolong buktikan
Zaman ini zaman komputer
Salah cakap didakwa
Kalau puan tidak percaya
Boleh X-raylah dada
Hey marilah kita
Nyanyi bersama pantun seloka
Hidup mestilah ada
Suka dan duka baru sempurna
Di pada maya
Hujanlah panas negeri orang
Hujan batu di negeri sendiri
Kalau kekasih diambil orang
Bagaimna hendak cari ganti
Hujan batu negeri sendiri
Tetap sayang di hati
Jangan tuan membawa diri
Saya ada menanti...
Friday, July 10, 2009
Berita Kepada Kawan
Perjalanan ini
Trasa sangat menyedihkan
Sayang engkau tak duduk
Disampingku kawan
Banyak cerita
Yang mestinya kau saksikan
Di tanah kering bebatuan
Tubuhku terguncang
Dihempas batu jalanan
Hati tergetar menatap
kering rerumputan
Perjalanan ini pun
Seperti jadi saksi
Gembala kecil
Menangis sedih ...
Kawan coba dengar apa jawabnya
Ketika di kutanya mengapa
Bapak ibunya tlah lama mati
Ditelan bencana tanah ini
Sesampainya di laut
Kukabarkan semuanya
Kepada karang kepada ombak
Kepada matahari
Tetapi semua diam
Tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri
Terpaku menatap langit
Barangkali di sana
ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan
Melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga
dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan
Bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada
Rumput yang bergoyang
Subscribe to:
Posts (Atom)